Komposisi :
Tiap tablet mengandung :
Sulfamethoxazole | 400 | mg |
Trimethoprim | 80 | mg |
Farmakologi :
Kotrimoksazol merupakan kombinasi 2 macam antibakterial sintetik yakni Trimethoprim dari Sulfamethoxazole dengan perbandingan 1 : 5 yang memberikan efek bakterisid dengan spektrum luas. Kotrimoksazol menghambat biosintetis asam folinat mikroorganisme pada tahap yang berbeda secara beruntun. Apabila kedua zat aktif tersebut dipergunakan masing-masing biasanya hanya memberi hasil yang bakteriostatik. Kotrimoksazol seringkali efektif terhadap mikroorganisme yang resisten terhadap sulfamethoxazole tunggal. Kotrimoksazol invitro efektif terhadap kuman-kuman gram positif dan gram negatif termasuk Staphylococcus, Streptococcus, Escherichia coli, Haemophilus influenzae, Proteus, Salmonella, Shigella, Klebsiella, dan Enterobacter. Kotrimoksazol juga mempunyai khasiat sebagai antiprotozoa misalnya terhadap pneumocystis dan nocardia. Trimethoprim dan Sulfamethoxazole diabsorpsi dan dieliminasi dengan kecepatan yang sama. Setelah pemberian oral, konsentrasi puncak dalam darah tercapai setelah 1-4 jam dengan waktu paruh 12 jam. Kotrimoksazol diekskresikan melalui ginjal.
Indikasi :
- Infeksi traktus urinarius seperti pielonefritis, dan prostates akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman yang sensitif seperti Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter dan Proteus mirabilis. - Infeksi traktus gastrointestinal, terutama yang disebabkan oleh kuman Salmonella dan Shigella seperti demam tifoid, paratifoid, dan disentri basiler. - Infeksi traktus respiratorius seperti bronchitis akut dan sinusitis akut yang disebabkan oleh kuman Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae. - Infeksi THT seperti otitis media akut dan sinusitis akut yang disebabkan oleh kuman Haemophilus influenzae atau Streptococcus pneumoniae.
Kontra Indikasi :
- Penderita yang diketahui sensitif terhadap golongan sulfonamid atau trimethoprim. - Bayi berumur kurang dari 2 bulan. - Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat. - Wanita hamil dan menyusui, karena sulfonamida melewati plasenta dan dieksresikan pada air susu dan dapat menyebabkan kernicterus.
Efek Samping :
- Mual, muntah, ruam kulit. - Leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik, diskrasia darah. - Pada penggunaan jangka panjang pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia dan hal ini dapat ditolerir dengan pengobatan asam folinat. - Walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau darah seperti sindrom Steven Johnson, toxic epidermal, necrosys fulminant, hepatic necrosis dan diskrasia darah lainnya.
Peringatan :
- Saat menggunakan obat ini agar diminum air yang banyak untuk mencegah kristaluria. - Penderita dengan kegagalan fungsi ginjal, dosis harus dikurangi. Pemberiannya harus dijarangkan untuk menghindari efek kumulatif dalam darah. - Pada pengobatan jangka panjang dianjurkan pemeriksaan darah yang teratur dan berkala, karena ada kemungkinan terjadi diskrasia darah. - Tidak untuk mengobati faringitis yang disebabkan oleh β hemolitik streptococcus group A. - Hentikan penggunaan kotrimoksazol bila sejak awal penggunaan ditemukan ruam kulit atau tanda-tanda efek samping lain yang serius.
Aturan Pakai :
Dewasa dan anak di atas 12 tahun
Dosis Lazim | : 2 x sehari 2 tablet selama 10 –14 hari. |
Infeksi berat | : 2 x sehari 3 tablet. |
Untuk gonnorhoea tidak terkomplikasi | : 2 x sehari 4 tablet selama 2 hari. |
Untuk pengobatan jangka panjang | : 2 x sehari 1 tablet. |
Cara Penyimpanan :
Simpan di bawah suhu 30°C
Kemasan :
Dus, 10 strip @ 10 tablet
No Reg :
DKL 8931101810 A2