English | Indonesia +62 271 721 946      

Methylprednisolone 4

Methylprednisolone 4

Komposisi :

Tiap tablet mengandung:

Methylprednisolone 4 mg

Farmakologi :

Metilprednisolon merupakan suatu glukokortikoid yang mempunyai efek antiinflamasi pada beberapa sistem organ. Metilprednisolone tidak mempunyai aktivitas retensi natrium seperti glukokortikoid lainnya. Bekerja dengan cara mempengaruhi kecepatan sintesis protein, karbohidrat dan lemak, dan juga mempengaruhi fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot lurik, system saraf dan organ lain. Pemakaian secara per oral cepat diabsorpsi, efek puncak dicapai 1-2 jam dengan lama kerja 1,25-1,5 hari, diekskresi terutama di ginjal dalam bentuk metabolit inaktif.

Indikasi :

- Gangguan endokrin: insufiensi adrenokortikoid primer atau sekunder (hidrokortison atau kortison merupakan pilihan yang pertama; analog sintetis dapat digunakan bersama dengan mineralokortikoid; dalam masa pertumbuhan, penambahan mineralokortikoid penting): kongenital adrenal hiperplasia, nonsuppurative tiroidisme, hiperkalsemia yang disertai kanker.
- Gangguan rematik: sebagai tambahan untuk pemakaian jangka pendek dalam arthritis psoriatic, arthritis rematoid termasuk arthritis juvenile, ankylosing spondylitis, bursitis akut dan sub akut, tenosynovitis non spesifik akut, gout arthritis akut, osteoarthritis post traumatik, synovitis osteoarthritis, epicondilitis
- Penyakit kolagen selama eksaserbasi atau terapi pemeliharaan pada lupus eritematosis sistemik, rematik karditis akut
- Penyakit kulit: pemphigus, dermatitis exfoliatif, psoriasis hebat.
- Penyakit alergi: asma bronkhial, dermatitis atropik.
- Penyakit mata: conjunctivitis alergi, keratis, iritis dan iridosiclitis, chorioretinitis.
- Penyakit pernafasan sarcoidosis simtomatik, pneumonitis, aspirasi.
- Gangguan hematologik: idiopatik thrombocytopenia purpura pada dewasa, thrombocytopenia sekunder pada dewasa, anemia hemolitik autoimun, anemia RBC, anemia hipoplastik kongenital.
- Penyakit neoplastik: untuk meringankan leukemia dan lympomas pada dewasa, leukemia akut pada anak-anak.
- Keadaan edema: menyebabkan diuresis atau remisi protein-uria pada sindroma nephrotik tanpa uremia, idiopatik atau yang disebabkan lupus eritematosis.
- Penyakit gastrointestinal: membantu penderita melalui waktu krisis pada penyakit kolitis ulcerative, enteritis regional.
- Sistem saraf: eksaserbasi akut pada pengerasan otak atau sumsum tulang belakang.
- Lain-lain: reaksi inflamasi pada dental post-operative dan TBC meningitis dengan blok subarachoid jika diberikan bersama dengan kemoterapi anti TBC yang sesuai.

Kontra Indikasi :

- Penderita yang hipersensitif terhadap kortikosteroid.
- Infeksi jamur siskemik.

Efek Samping :

- Ganguan elektrolit dan cairan tubuh: retensi Na, CHF(Congestive Heart Failure), hipertensi, hipokalemik alkalosis, kehilangan kalium.
- Muskuloskeletal: osteoporosis, steroid myopathy.
- Gastrointestinal: peptic ulcer yang disertai pendarahan dan perforasi pankreatitis, distention abdominal dan esophagitis ulcerative.
- Kulit: hiperpigmentasi, jerawat, purpura stria.
- Neurologikal: konvulsi, meningkatkan tekanan intracranial dengan papilledema, vertigo, sakit kepala seizure, pseudotumor serebri.
- Endokrin: perubahan menstruasi, menurunkan toleransi karbohidrat, meningkatkan kebutuhan insulin atau obat oral hipoglikemik pada diabetik, cushing syndrome, penekanan hormon pertumbuhan pada anak-anak.
- Mata: katarak silocapsular posterior, meningkatkan tekanan intraocular, glaucoma, dan exophthalmos.
- Metabolit: keseimbangan nitrogen negatif yang disebabkan katabolisme protein.
- Reaksi hipersensitif: reaksi anafilaktik pernah dilaporkan terjadi.
- Sistem imun: tetutupnya infeksi, aktifnya kembali infeksi laten.

Peringatan :

- Penggunaan kortikosteroid dalam jangka lama menyebabkan posterior subcapsular, katarak, glaucoma dan mempertinggi infeksi okular sekunder yang disebabkan jamur atau virus.
- Pemakaian dosis besar menyebabkan peningkatan tekanan darah, retensi garam dan air meningkatkan ekskresi kalium.
- Hati-hati penggunaan steroid pada colitis ulcerative non spesifik jika mungkin ada perforasi abses atau infeksi piogenik yang lain, diverticulitis, intestinal anastomoses, peptic ulcer aktif atau laten, insufisiensi renal, hipertensi, osteoporosis dan myasthenia gravis.
- Penggunaan kortikosteroid jangka lama pada bayi dan anak-anak dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya oleh karena itu harus dimonitor.
- Kepekaan terhadap infeksi pada penderita yang mendapat kortikosteroid tidak bersifat spesifik untuk bakteri atau fungi pathogen tertentu. Bila infeksi, dosis tetap dipertahankan atau ditambah dan harus dilakukan pengobatan yang terbaik terhadap infeksi tersebut.
- Kortikosteroid tidak dianjurkan digunakan pada wanita hamil trimester pertama kemungkinan bayi yang baru lahir menderita gejala hipoadrenalisme.
- Tidak dianjurkan pemakaian pada ibu menyusui karena kemungkinan kortikosteroid disekresikan kedalam ASI.
- Insufisiensi adrenokortikal sekunder karena pemakaian obat ini mungkin dapat dikurangi dengan menurunkan dosis secara bertahap.
- Pemakaian asam asetil salisilat bersama-sama dengan kortikosteroid tidak dianjurkan pada penderita hipoprotombinemia.
- Pemakaian kortikosteroid pada penderita hipotiroid dan sirosis dapat meningkatkan efek kortikosteroid.
- Hati-hati penggunaan kortikosteroid ini pada penderita diabetes melitus, karena dapat meningkatkan glukoneogenesis dan mengurangi sensitifitas terhadap insulin.

Aturan Pakai :

Dosis dewasa dan anak-anak > 12 tahun
Umumnya 4 - 48 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi. Pada keadaan sclerosis : 160 mg/hari selama 1 minggu, dilanjutkan 64 mg/hari selama 1 bulan.
Dosis anak-anak < 12 tahun
Insufisiensi adrenokortikoroid : 117 mcg/kg berat badan atau 3,33 mg/m¬ permukaan tubuh per hari dibagi dalam 3 dosis.
Indikasi lain : 417 mcg - 1,67 mg/kg berat badan atau 12,5 - 50 mg/m permukaan tubuh per hari dibagi dalam 3 - 4 dosis.

Cara Penyimpanan :

Simpan di bawah suhu 30°C

Kemasan :

Dus, 5 strip @10 tablet

No Reg :

GKL 1731116010 A1